Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

"Mengapa Model Finlandia Tidak Serta Merta Cocok dengan Sistem Pendidikan Kita?

Selain dinobatkan sebagai negara paling bahagia selama tujuh tahun berturut-turut, Finlandia sering dijadikan panutan karena keberhasilannya dalam sistem pendidikan. Namun, ada sejumlah perbedaan mendasar yang menjadi alasan mengapa model pendidikan Finlandia tidak serta-merta cocok dengan sistem pendidikan di Indonesia.

1. Budaya Kepercayaan (Trust)

Di Finlandia, pemerintah sepenuhnya mempercayai guru sebagai profesional. Para guru diberikan otonomi penuh dalam proses pengajaran tanpa beban administratif yang berlebihan. Kepercayaan ini memungkinkan guru untuk fokus sepenuhnya pada pembelajaran siswa, bukan pada urusan administrasi. 

2. Sistem Pendidikan dan Pelatihan Guru

Guru di Finlandia menjalani pendidikan dan pelatihan yang ketat, termasuk program magister sebagai syarat minimal menjadi guru. Seleksi masuk ke program keguruan juga sangat kompetitif, dengan tingkat kelulusan rata-rata hanya 10% dari total pendaftar. Hal ini membuat guru dipandang sebagai pakar pendidikan yang dihormati, baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

3. Tidak Ada Komersialisasi Pendidikan

Di Finlandia, pendidikan tidak dikomersialisasi. Perguruan tinggi hanya diperbolehkan menerima mahasiswa sesuai estimasi kebutuhan tenaga kerja yang ditetapkan oleh kebijakan pemerintah. Tidak ada upaya untuk menarik mahasiswa sebanyak-banyaknya sebagaimana di Indonesia. Bahkan, tes masuk ke program pendidikan keguruan lebih ketat dibandingkan program kedokteran. Sistem ini memastikan kualitas calon pendidik yang sangat tinggi.

4. Kesetaraan Sosial

Sistem pendidikan Finlandia didukung oleh kebijakan sosial yang menjamin kesejahteraan warga sekolah. Tidak ada ketimpangan ekonomi yang signifikan, sehingga fokus pendidikan tidak terpecah oleh permasalahan sosial.

Berdasarkan hal tersebut di atas, tanpa membenahi akar permasalahan pendidikan di Indonesia, seperti rendahnya kepercayaan antara pemerintah, guru, dan masyarakat, serta ketimpangan sosial yang masih tinggi, sekadar mengadopsi kurikulum atau model pembelajaran dari Finlandia hanya akan menghasilkan produk pendidikan yang tidak sesuai harapan. Seperti dalam sebuah satire, "Apapun makanannya, minumnya teh botol Sosro."

Catatan: Artikel ini merupakan sebuah tanggapan berdasarkan buku 'Teach Like Finland' dan 'In Teachers We Trust', yang menyoroti keberhasilan pendidikan Finlandia. 

Penulis: Muhammad Riandi, di bawah atap Maktabah Iqro' MTs Al Irsyad Tengaran



Posting Komentar untuk " "Mengapa Model Finlandia Tidak Serta Merta Cocok dengan Sistem Pendidikan Kita?"